Kamis, 25 Maret 2010

KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA


Krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dianggap justru dapat mendatangkan krisis yang lebih dahsyat di Indonesia, dibandingkan di negara asalnya. Sebab sudah ada gejala-gejala yang menunjukkan indikasi ke arah tersebut.

Indikasi lainnya, suspensi yang dilakukan di BEI selama tiga hari ini, menurutnya langkah yang tak dilakukan AS sebagai negara yang menjadi sumber krisis. "Di Indonesia, krisis ini lebih dahsyat dibanding AS sendiri dan Eropa. Oleh karena itu, harap perhatikan hal-hal seperti ini jangan dianggap enteng," ujar dia.

Sehingga, lanjutnya, sangat salah apabila pemerintah mengatakan fundamental Indonesia akan aman-aman saja, dan tidak akan berpengaruh terhadap kemiskinan.

Pemicu krisis tahun 1997-1998 juga dikatakan Iman sama dengan pemicu krisis yang terjadi pada tahun ini, yaitu faktor eksternal. Krisis keuangan global bermula dari AS. Kredit perumahan di negeri itu macet dan membuat banyak firma keuangan bangkrut seperti Lehman Brothers dan Washington Mutual.

Pernyataan Iman itu, diamini oleh ekonom ECONIT Hendri Saparini. Bahkan Ia mengatakan, selama ini pemerintah menggunakan paradigma yang salah dengan mengikuti konsensus Washington, sehingga tidak ada kebijakan yang mampu diambil pemerintah.

Pemerintah harus bisa memilih kebijakan yang dapat memperkecil resiko ekonomi. Karena perlu melakukan restrukturisasi, sebab selama ini realisasi budget sangat lemah. "Pemerintah harus merevisi asumsi makro ekonomi jangan sampai terjadi kesalahan yang sangat fatal.


http://www.eramuslim.com

IDENTITAS DIRI



EVI YULIANA
1083111026
D3 AKUNTANSI


Alamat : Sendangsari, Terong, Dlingo, Bantul, Yogyakarta, 55783


Hobi : maen......